ASKEB III
PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN PADA IBU NIFAS
Dosen : Peni Indrawati, S.KM
Disusun Oleh :
Kelas B Kelompok IV
1. Aprilia Setyoningrum (0807.15401. 151)
2. Dian Triananda P. (0807.15401.159)
3. Iin Vidia Rahmasari (0807.15401.171)
4. Katharina D.S Pedo (0807.15401.174)
5. Nourviyanti Lestari (0807.15401.179)
6. Oktavia Ayu Sajiawati (0807.15401.182)
7. Riska Indriyani (0807.15401.186)
8. Rizka Winarti (0807.15401.187)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG
2009
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT, Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan tugas “ASKEB III” yang berjudul “Perubahan Sistem Endokrin Pada Ibu Nifas”
Ucapan terimakasih kami sampaikan pada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini berguna bagi para pembaca pada umumnya dan penulis sendiri khususnya, sehingga bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik lagi.
Kami menyadari penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran guna kesempurnaan makalah kami.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan...................................................................................................1
BAB II Pembahasan..................................................................................................2
II.1 Pengertian Nifas.....................................................................................2
II.2 Pengertian Sistem Endokrin...................................................................2
II.3 Perubahan Sistem Endokrin pada Ibu Nifas...........................................6
Daftar Pustaka...........................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain itu, pengertian masa nifas adalah masa mulainya persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan dengan kehamilan / persalinan.
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
Organ utama dari sistem endokrin adalah:
1. hipotalamus
2. kelenjar hipofise
3. kelenjar tiroid
4. kelenjar paratiroid
5. pulau-pulau pankreas
6. kelenjar adrenal
7. buah zakar
8. indung telur.
BAB II
PEMBAHASAN
PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN PADA IBU NIFAS
II.1 Pengertian Nifas
Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain itu, pengertian masa nifas adalah masa mulainya persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan dengan kehamilan / persalinan. (Ahmad Ramli. 1989).
II.2 Pengertian Sistem Endokrin
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
Organ utama dari sistem endokrin adalah:
9. hipotalamus
10. kelenjar hipofise
11. kelenjar tiroid
12. kelenjar paratiroid
13. pulau-pulau pankreas
14. kelenjar adrenal
15. buah zakar
16. indung telur.
Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.
Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa, beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan pelepasan hormon hipofisa.
Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.
Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa;
beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah. sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak
sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat
medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.
HORMON
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual
Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi
Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
PENGENDALIAN ENDOKRIN
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.
Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya. Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis. Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi. Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah. Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.
Hormon Yg menghasilkan Fungsi
Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium
Hormon antidiuretik
(vasopresin) Kelenjar hipofisa • Menyebabkan ginjal menahan air
• Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah
Kortikosteroid Kelenjar adrenal Memiliki efek yg luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:
• Anti peradangan
• Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah & kekuatan otot
• Membantu mengendalikan keseimbangan garam & air
Kortikotropin Kelenjar hipofisa Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Eritropoietin
Ginjal Merangsang pembentukan sel darah merah
Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan Kelenjar hipofisa Mengendalikan pertumbuhan & perkembangan
• Meningkatkan pembentukan protein
Insulin Pankreas • Menurunkan kadar gula darah
• Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh
LH (luteinizing hormone)
FSH (follicle-stimulating hormone) Kelenjar hipofisa • Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi
• Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)
Oksitosin Kelenjar hipofisa Menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu di payudara
Hormon paratiroid Kelenjar paratiroid Mengendalikan pembentukan tulang
• Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat
Progesteron Indung telur Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yg telah dibuahi
• Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
Polaktin Kelenjar hipofisa Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
Renin & angiotensin Ginjal Mengendalikan tekanan darah
Hormon tiroid Kelenjar tiroid Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolisme
TSH
(tyroid-stimulating hormone) Kelenjar hipofisa Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid
II.3 Perubahan Sistem Endokrin pada Ibu Nifas
Setelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada kondisi seperti sebelum hamil. Hormon kehamilan mulai menurun segera setelah plasenta keluar. Turunnya estrogen dan progesteron menyebabkan peningkatan prolaktin dan menstimulasi air susu. Perubahan fisioligis yang terjadi pada wanita setelah melahirkan melibatkan perubahan yang progresif atau pembentukan jaringan-jaringan baru.
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.
Hormon yang berperan dalam sistem endokrin sebagai berikut:
a. Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap kala III persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah pendarahan. Isapan bayi dapat meransang produksi ASI dan sekresi oksitosin yang dapat membantu uterus kembali kebentuk normal.
b. Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin. Hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk meransang produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14 sampai 21 hari setelah persalinan, sehingga merangsang klenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium kearah permulan pola produksi estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan folikel ovulasi, dan menstruasi.
c. Estrogen dan Progesteron
Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun mekanismenya secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang meningkatkan volume darah. Disamping itu, progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah yang sangat mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva, serta vagina.
d. Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human chorionic gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 postpartum dan sebagai omset pemenuhan mammae pada hari ke 3 postpatum. Penuruan hormone human plecenta lactogen (Hpl), estrogen dan kortiosol, serta placenta enzyme insulinasi memballik efek diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna pada pasa puerperium. Kadar estrogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, kadar terendahnya di capai kira-kira satu minggu pacapartum. Penurunan kadar ekstrogen berkaitan dengan pembekakan payuudara dan dieresis ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selam masa hamil. Pada wanita yang tidak melahirkan tidak menyusui kadar ekstrogen mulai meningkat pada minggu ke 2 setelah melahirkan dan lebih tinggi dari pada wanita yang menyusui pada postpartum hari ke 17
e. Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium
Waktu mulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar proklatin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan opulasi karena kadar hormone FSH terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui, di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat. Kadar prolaktin meningkat secara pogresif sepanjang masa hamil. Pada wanita menyusui kadar prolaktin tetap meningkat sampai minggu ke 6 setelah melahirkan. Kadar prolaktin serum dipengaruhi oleh kekerapan menyusui, lama setiap kali menyusui dan banyak makanan tambahan yang diberikan. Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamnya ia mendapatkan menstruasi. Sering kali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Di antara wanita laktasi sekitar 15 % memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Saleha, Sitti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
(http://sekuracity.blogspot.com/2009/02/perubahan-fisiologis-masa-nifas.html)
(http://www.authorstream.com/Presentation/dodo.w-219963-PUERPERIUM-PENDAHULUAN-PERUBAHAN-FISIOLOGI-ANATOMI-Kadar-Estrogen-Education-ppt-powerpoint/
(http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/08/perubahan-endokrin.html)
Kamis, 05 November 2009
kebutuhan kebersihan diri masa nifas
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan juga terutama kebersihan diri ibu.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
I.2 Tujuan
untuk mengetahui pentingnya kebersihan diri bagi ibu nifas
untuk mengetahui macam-macam kebersihan diri
agar mengetahui cara menjaga kebersihan
BAB II
PEMBAHASAN
KEBERSIHAN DIRI MASA NIFAS
II.1 Pengertian Kebersihan Diri
Kebersihan diri adalah suatu upaya untuk memelihara kebersihan tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kebersihan diri merupakan langkah awal memwujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko sesorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.
II.2 Kebersihan Masa Nifas
Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan juga terutama kebersihan diri ibu.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
Kebutuhan dalam Masa Nifas
1. Kebersihan diri
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
a. Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.
b. Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.
c. Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
d. Kebersihan vulva dan sekitarnya
•Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
•Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
•Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
•Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.
Kebersihan diri / perineum
1. Kebersihan diri
• Presonal hygience
Mandi di tempat tidur dilakukan sampai ibu dapat mandi sendiri di kamar mandi , yang terutama dibersihkn pada putting susu dan mammae. Setelah mandi ganti baju
o Putting susu
Harus diperhatikan kebersihannya dan rhgade (luka peah) harus segera diobati, karena kerusakan putind susu merupakan ported entree dan dapat menimbulkan mastitis. Air susu yang menjadi kering merupakan kerak dan dapat merangsang kulit sehingga timbul enzema, maka sebaiknya putting susu diberikan dengan air yang telah dimasak, tiap kali sebelum dan sesudah menyusukan bayi, rhagade diobati dengan salep penicillin, lanolin, dll.
o Pembengkakan payudara dan pengeluaran ASI
Apabila pada hari ke 3-5 payudara membengkak akibat bendungan ASI lakukan.
a. Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selam 5 menit
b. Urut payudara dari arah pangkal menuju putting
c. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak
d. Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan
e. Letakkkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
o Partum lochia
Lochia adalah cairan yang keluar dari vagina pada masa nifas yang tidak lain adalah secret dari rahim terutama luka plasenta. Pada 2 hari pertama, lochia berupa darah disebut lochia rubra, setelah 3-7 hari merupakan darah encer disebut lochia serosa dan pada hari ke 10 menjadi cairan putih atau kekuning-kuningan yang disebut lochia alba. Lochia berbau amin dan lochia yang berbau busuk menandakan adanya infeksi. Kalau lochia berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan ketinggalnya sisi plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna yang sering disebabkan retrolexio uteri. Pengeluaran lochia menunjukkan keadaan yang abnormal seperti:
- Pendarahan berkepanjangan
- Pengeluaran lochia tertahan
- Rasa nyeri yang berlebihan
- Terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber pendarahan
- Terjadi infeks intrauterine
Keadaan patologis (abnormal) memerlukan penanganan.
• Kebersihan lingkungan perlu diperhatikan
Tempat tidur perlu dijaga kebersihannya, closet harus diperhatikan untuk menghidarkan terjadinya errors infeksi, error infeksi ini juga dapat terjadi:
- Perawat tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan tindakan
- Perawat sedang sakit, misalnya sedang batuk, pilek, atau sakit kulit
- Kebersihan alat keperawanan yang digunakan harus asepsis dn anuseptis.
2. Perawatan Perincum
Bila sudah buang air besar atau buang air kecil perineum harus dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sehari sekali. Biasaya ibu akan takut akan jahitan yang lepas, juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau tidak dicuci. Cairan sabun yang hanyat atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah ibu buang air kecil atau buang air besar. Sesudah atau sebelum mengganti pad harus cuci tangan dengan larutan desinfektan atau sabun. Ibu perlu diberitahu cara mengganti pad yaitu bagian dalam jangan sampi terkontaminasi oleh tangan. Cara memakaikannya yaitu dari depan ke belakang. Pada yang kotor harus segera diganti paling sedikit 4 hari sekali.
• Penanganan kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang, baru kemudian dibersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan pada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil/besar.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali sehari, kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau lserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari dari menyentuh luka.
3.Langkah Menjaga Kebersihan
Berikut mengenai cara membersihkan vagina yang benar:
* Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang digunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina baik itu dari air seni maupun feses yang mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
* Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptik karena dapat berfungsi sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut memegang daerah tersebut dengan saksama.
* Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.
* Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya tidak diganti. Bila seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah pembalut tersebut sudah dinodai darah dan kotoran? Berarti bila pembalut tidak diganti, maka vagina akan tetap lembap dan kotor.
* Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut baru. Ingat pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB atau minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tak nyaman.
* Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
BAB III
KESIMPULAN
Kebersihan diri adalah suatu upaya untuk memelihara kebersihan tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kebersihan diri merupakan langkah awal memwujudkan kesehatan diri. Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan juga terutama kebersihan diri ibu.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Saleha, Sitti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=05255&rubrik=kecil
http://sekuracity.blogspot.com/2009/02/perubahan-fisiologis-pada-masa-nifas.html
http://yahooanswers.com
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan juga terutama kebersihan diri ibu.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
I.2 Tujuan
untuk mengetahui pentingnya kebersihan diri bagi ibu nifas
untuk mengetahui macam-macam kebersihan diri
agar mengetahui cara menjaga kebersihan
BAB II
PEMBAHASAN
KEBERSIHAN DIRI MASA NIFAS
II.1 Pengertian Kebersihan Diri
Kebersihan diri adalah suatu upaya untuk memelihara kebersihan tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kebersihan diri merupakan langkah awal memwujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko sesorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.
II.2 Kebersihan Masa Nifas
Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan juga terutama kebersihan diri ibu.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
Kebutuhan dalam Masa Nifas
1. Kebersihan diri
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
a. Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.
b. Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.
c. Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
d. Kebersihan vulva dan sekitarnya
•Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
•Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
•Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
•Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.
Kebersihan diri / perineum
1. Kebersihan diri
• Presonal hygience
Mandi di tempat tidur dilakukan sampai ibu dapat mandi sendiri di kamar mandi , yang terutama dibersihkn pada putting susu dan mammae. Setelah mandi ganti baju
o Putting susu
Harus diperhatikan kebersihannya dan rhgade (luka peah) harus segera diobati, karena kerusakan putind susu merupakan ported entree dan dapat menimbulkan mastitis. Air susu yang menjadi kering merupakan kerak dan dapat merangsang kulit sehingga timbul enzema, maka sebaiknya putting susu diberikan dengan air yang telah dimasak, tiap kali sebelum dan sesudah menyusukan bayi, rhagade diobati dengan salep penicillin, lanolin, dll.
o Pembengkakan payudara dan pengeluaran ASI
Apabila pada hari ke 3-5 payudara membengkak akibat bendungan ASI lakukan.
a. Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selam 5 menit
b. Urut payudara dari arah pangkal menuju putting
c. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak
d. Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan
e. Letakkkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
o Partum lochia
Lochia adalah cairan yang keluar dari vagina pada masa nifas yang tidak lain adalah secret dari rahim terutama luka plasenta. Pada 2 hari pertama, lochia berupa darah disebut lochia rubra, setelah 3-7 hari merupakan darah encer disebut lochia serosa dan pada hari ke 10 menjadi cairan putih atau kekuning-kuningan yang disebut lochia alba. Lochia berbau amin dan lochia yang berbau busuk menandakan adanya infeksi. Kalau lochia berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan ketinggalnya sisi plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna yang sering disebabkan retrolexio uteri. Pengeluaran lochia menunjukkan keadaan yang abnormal seperti:
- Pendarahan berkepanjangan
- Pengeluaran lochia tertahan
- Rasa nyeri yang berlebihan
- Terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber pendarahan
- Terjadi infeks intrauterine
Keadaan patologis (abnormal) memerlukan penanganan.
• Kebersihan lingkungan perlu diperhatikan
Tempat tidur perlu dijaga kebersihannya, closet harus diperhatikan untuk menghidarkan terjadinya errors infeksi, error infeksi ini juga dapat terjadi:
- Perawat tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan tindakan
- Perawat sedang sakit, misalnya sedang batuk, pilek, atau sakit kulit
- Kebersihan alat keperawanan yang digunakan harus asepsis dn anuseptis.
2. Perawatan Perincum
Bila sudah buang air besar atau buang air kecil perineum harus dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sehari sekali. Biasaya ibu akan takut akan jahitan yang lepas, juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau tidak dicuci. Cairan sabun yang hanyat atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah ibu buang air kecil atau buang air besar. Sesudah atau sebelum mengganti pad harus cuci tangan dengan larutan desinfektan atau sabun. Ibu perlu diberitahu cara mengganti pad yaitu bagian dalam jangan sampi terkontaminasi oleh tangan. Cara memakaikannya yaitu dari depan ke belakang. Pada yang kotor harus segera diganti paling sedikit 4 hari sekali.
• Penanganan kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang, baru kemudian dibersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan pada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil/besar.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali sehari, kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau lserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari dari menyentuh luka.
3.Langkah Menjaga Kebersihan
Berikut mengenai cara membersihkan vagina yang benar:
* Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang digunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina baik itu dari air seni maupun feses yang mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
* Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptik karena dapat berfungsi sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut memegang daerah tersebut dengan saksama.
* Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.
* Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya tidak diganti. Bila seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah pembalut tersebut sudah dinodai darah dan kotoran? Berarti bila pembalut tidak diganti, maka vagina akan tetap lembap dan kotor.
* Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut baru. Ingat pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB atau minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tak nyaman.
* Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
BAB III
KESIMPULAN
Kebersihan diri adalah suatu upaya untuk memelihara kebersihan tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kebersihan diri merupakan langkah awal memwujudkan kesehatan diri. Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan juga terutama kebersihan diri ibu.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Saleha, Sitti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=05255&rubrik=kecil
http://sekuracity.blogspot.com/2009/02/perubahan-fisiologis-pada-masa-nifas.html
http://yahooanswers.com
Senin, 19 Oktober 2009
LOVE MY MOTHER
IBU KU DAN MUHAMMAD NABIL ALVARO
[Glitterfy.com - *Glitter Photos*]
"oh bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada didalam hatiku..."
kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah pudar meski dimakan waktu..kasih ibu melebihi luasnya jagad raya ini...seorang anak adalah intan berharga yang takkan pernah dilepas olehnya...baginya nyawa anaknya adalah nyawanya...dan oleh sebab itu surga ditelapak kaki ibu.
kado ultahku yg ke"17" dr ibu ku adalah untaian doa yang bagiku luar biasa nilai nya.."DOA SEORANG IBU TIDAK AKAN TERPUTUS HANYA DEMI BUAH HATINYA" I MISS YOU MOM...
[Glitterfy.com - *Glitter Photos*]
"oh bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada didalam hatiku..."
kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah pudar meski dimakan waktu..kasih ibu melebihi luasnya jagad raya ini...seorang anak adalah intan berharga yang takkan pernah dilepas olehnya...baginya nyawa anaknya adalah nyawanya...dan oleh sebab itu surga ditelapak kaki ibu.
kado ultahku yg ke"17" dr ibu ku adalah untaian doa yang bagiku luar biasa nilai nya.."DOA SEORANG IBU TIDAK AKAN TERPUTUS HANYA DEMI BUAH HATINYA" I MISS YOU MOM...
Minggu, 23 Agustus 2009
Jumat, 31 Juli 2009
.........
Minggu, 19 Juli 2009
Dee
hari ini aq libur, seneng banget dapet libur 1 minggu setelah 1minggu kemarin berhadapan dengan dosen terus. rasanya kayak terdakwa yang harus berhadapan dengan meja hijau. tapi ini belum selesai, masih ada 6 prasat lagi yang harus aq selesaikan. doain ya semoga aq bisa lulus UHAP ini...
^_^ALLESTA^_^
^_^ALLESTA^_^
Sabtu, 04 Juli 2009
Sabtu, 20 Juni 2009
Sabtu, 30 Mei 2009
Ketika Cinta Bertasbih
Lirik lagu Melly Goeslow feat Amee - Ketika Cinta Bertasbih
Posting lirik ini di blog andaBertuturlah cinta mengucap satu nama
Seindah goresan sabda-Mu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih mengutus hati ini
Ku sandarkan hidup dan matiku pada-Mu
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
[*]
Bisikkan doaku dalam butiran tasbih
Ku panjatkan pintaku pada mu Maha Cinta
Sudah diubun-ubun cinta mengusik rasa
Tak bisa ku paksa walau hatiku menjerit
[**]
Ketika cinta bertasbih nadiku berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud syukur pada-Mu atas segala cinta
Back to [*][**]
Cinta…
Back to [**]
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud syukur pada-Mu atas segala cinta
Ketika cinta bertasbih
Rabu, 27 Mei 2009
GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
GIZI SEIMBANG UNTUK BUMIL DENGAN DIABETES MELLITUS
Dosen : Endang Widajati, SST, M.Kes
Kelas IIB
Kelompok 5
1. Aprilia Setyaningrum
2. Desy Wulandari
3. Iin Vidia Rahmasari
4. Khatarina Delviarti Saesillia Pedo
5. Nourviyanti Lestari
6. Oktavia Ayu Sajiwati
7. Riska Indriyani
8. Rizka Winarti
9. Widayani
10. Widiya Prastian Nuril Fitriani
11. Yemi Maya Septiana
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG
2009
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Masalah diabetes melitus pada kehamilan merupakan masalah yang perlu diperhatikan dengan sungguh – sungguh oleh ibu yang sedang mengandung, dan dokter yang merawatnya. Kombinasi antara penyakit diabetes dengan kehamilan mungkin tercapai melalui 2 jalur perkembangan yang berbeda. Pada jalur pertama kita jumpai penderita diabetes melitus, biasanya berusia muda dengan DMDKI, yang setelah menikah menjadi hamil. Melalui jalur ke2 seorang baru mengidap diabetes, setelah ia menjadi hamil, sebelumnya ia sehat-sehat saja, dan kadar glukosa darahnyapun normal. Untuk golongan ke2 ini disebut gestational diabetes (diabetes yang di idap sewaktu hamil).
Pengawasan kadar gluklosa darah sang ibu sangat menentukan keselamatan bayi yang di kandungnya. Kadar glukosa darah janin sangat berhubungan dengan, dan tergantung dari kadar glukosa darah ibu. Glukosa dapat melalui uri ibu, memasuki darah janin. Kadar glukosa darah ibu yang sangat tinggi, mempengaruhi janin, menyebabkan hyperglikemia pada janin. Sebagai reaksi terhadap keadaan ini, terjadi hyperinsulinemia pada janin.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diabetes melitus?
2. Apa pengertian gizi seimbang dan bagaimana prinsip pemberian gizi seimbang pada ibu hamil dengan diabetes melitus?
3. Apakah ada pengaruh status gizi seimbang pada bayi?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang penyakit diabetes melitus pada kehamilan
2. Untuk mengetahui pengertian gizi seimbang dan untuk memahami prinsip pemberian gizi seimbang pada ibu hamil dengan diabetes melitus
3. Untuk mengetahui status gizi seimbang untuk bayi
BAB II
PEMBAHASAN
I.1 Pengertian Diabetes Melitus
Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang, disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Apabila penyakit ini dibiarkan tidak terkendali, akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal. Hal ini tidak akan terjadi apabila DM diketahui lebih awal dan penderita patuh terhadap pengobatan yang ditetapkan. Terdapat empat pilar penatalaksanaan penderita DM agar dapat menikmati hidupnya dengan nikmat yaitu: penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani dan Obat berkhasiat hipoglikemik
Diabetes Mellitus dibedakan menjadi dua yaitu Tipe I atau IDDM ( Insulin-Dependen DM) dan Tipe II atau NIDDM (Non Insulin-Dependent DM). DM tipe I atau IDDM terjadi akibat kekurangan insulin karena kerusakan sel beta pankreas (Moore,1997). Sedangkan DM tipe II disebabkan oleh berbagai hal seperti bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian akibat infeksi dan meningkatnya faktor resiko akibat cara hidup yang salah seperti kegemukan, kurang gerak, dan pola makan yang tidak sehat (Suyono, 2002).
Insulin memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme karbohidrat, yaitu bertugas memasukan glukosa ke dalam sel dan digunakan sebagai bahan bakar. Insulin diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, yang kemudian di dalam sel tersebut glukosa akan dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke sel, yang mengakibatkan glukosa tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat (Suyono,2002).Pada DM tipe II, jumlah insulin normal atau mungkin jumlahnya banyak, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat dalam permukaan sel berkurang. Akibatnya glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa di dalam pembuluh darah meningkat (Suyono, 2002).
Gejala Diabetes Melitus1) Gejala akutPada tahap permulaan, gejala yang ditunjukkan meliputi: banyak makan atau polifagia, banyak minum atau polidipsia, dan banyak kencing atau poliuria. Pada fase ini, biasanya penderita menunjukkan berat badan yang terus naik, karena pada saat ini jumlah insulin masih mencukupi (Tjokroprawiro, 2001).2) Gejala KronikGejala kronik yang sering timbul adalah kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal dikulit, kram, lelah, mudah mengantuk, mata kabur, gatal disekitar kemaluan terutama wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun, pada ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg (Tjokroprawiro, 2001).
DiagnosisMenurut Suyono (2002), diagnosis diabetes dipastikan bila:1). Kadar glukosa darah sewaktu 200 mg/dL atau lebih ditambah gejala khas diabetes.2). Glukosa darah puasa 126 mg/dL atau lebih pada dua kali pemeriksaan pada saat berbeda.Bila ada keraguan, perlu dilakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) atau yang populer disebut OGTT (Oral Glukose Tolerance Test) dengan mengukur kadar glukosa puasa dan 2 jam setelah minum 75 g glukosa (Suyono, 2002).
KomplikasiKomplikasi DM dapat muncul secara akut dan kronik.1) Komplikasi Akuta) Reaksi HipoglikemiaReaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda: rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing. Jika keadaan ini tidak segera diobati, penderita dapat menjadi koma. Karena koma pada penderita disebabkan oleh kekurangan glukosa di dalam darah,maka koma disebut “Koma Hipoglikemik”.b) Koma diabetikKoma diabetik timbul karena kadar glukosa di dalam darah terlalu tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dL. Gejala yang sering timbul adalah: nafsu makan menurun, haus, minum banyak, kencing banyak, disusul rasa mual, muntah, nafas penderita menjadi cepat dan dalam serta berbau aseton, dan sering disertai panas badan karena biasanya terdapat infeksi (Tjokroprawiro, 1998).
2) Komplikasi KronisMenurut Pranadji (2000), komplikasi kronis meliputi:a. Komplikasi mikrovaskuler• Komplikasi mikrovaskuler adalah komplikasi pada pembuluh darah kecil, diantaranya:• Retinopati diabetika, yaitu kerusakan mata seperti katarak dan glukoma atau meningkatnya tekanan pada bola mata. Bentuk kerusakan yang paling sering terjadi adalah bentuk retinopati yang dapat menyebabkan kebutaan.• Nefropati diabetika, yaitu gangguan ginjal yang diakibatkan karena penderita menderita diabetes dalam waktu yang cukup lama.• Neuropati diabetika yaitu gangguan sistem syaraf pada penderita DM. Indera perasa pada kaki dan tangan berkurang disertai dengan kesemutan, perasaan baal atau tebal serta perasaan seperti terbakar.
b. Komplikasi makrovaskulerKomplikasi makrovaskuler adalah komplikasi yang mengenai pembuluh darah arteri yang lebih besar, sehingga menyebabkan atherosklerosis. Akibat atherosklerosis antara lain timbul penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, dan gangren pada kaki.
Komplikasi yang juga dapat terjadi pada diabetes mellitus gestasional adalah :1. Komplikasi maternal : Infeksi saluran kemih, hidramnion, hipertensi kronik, preeclampsia, kematian ibu.2. Komplikasi fetal : Abortus spontan, kelainan kongenital, insufisiensi plasenta, makrosomia, kematian intrauterin.3. Komplikasi neonatal : Prematuritas, kematian intrauterin, kematian neonatal, trauma lahir, hipoglikemi, hipomagnesemi, hipokalsemi, hiperbilirubinemi, sindrom gawat napas, polisitemia, thrombosis vena renalis.4. Komplikasi anak : Gangguan tumbuh kembang, intelektual, obesitas, sampai diabetes mellitus itu sendiri
Factor – factor yang menyebabkan Diabetes
Diabetes mellitus ini dapat disebabkan oleh: penghancuran sel beta pankreas terkait respon imun, penghancuran sel beta pankreas secara idiopatik, resistensi dari insulin, mutasi genetik pada fungsi sel beta pankreas, penyakit pada pankreas (pankreatitis, kistik fibrosis), infeksi (cytomegalovirus, coxsackievirus, congenital rubella), dan obat-obatan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diabetes mellitus gestasional adalah:• riwayat keluarga menderita diabetes mellitus• wanita berumur lebih dari 35 tahun• wanita obesitas• ada riwayat pernah melahirkan anak yang berukuran besar, lahir mati, atau bayi yang dilahirkan cacat• ada riwayat infeksi saluran kemih selama hamil.
II. 2 Gambaran umum gizi seimbang dan prinsip pemberian gizi seimbang pada ibu hamil penderita diabetes melitus
Ilmu pengatahuan gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrien (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan zat gizi. Sementara itu yan gdi maksid zat gizi adalah senyawa-senyawa kimia tang terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita. Zat gizi tersebut tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sendiri naqmun kita dapat memenuhi kebutuhan akan zat gizi tersebut melalui makanan yang kita konsumsi uang meliputi vitamin, mineral, asam amino, asam lemak, dan sejumlah karbohidrat sebagai energi.
Sebagian penderita yang tidak membutuhkan insulin (DMTKI), bertubuh tambun (obese), dan berat badan berlebihan (overweight). Sumber energi utama pada manusia adalah karbohidrat dan pada penderita diabetes zat gizi karbohidrat dalam menu makanan penderita harus dikurangkan. Makanan harus diatur sedemikian, sehingga memungkinkan pertumbuhan jasmani dan rohani yang optimal. Selain karbohidrat, juga banyaknya lemak dan kolesterol dalam makanan perlu diperhatikan.
Diet yang sesuai merupakan bagian yang penting pada penatalaksanaan semua wanita diabetes yang hamil, termasuk diabetes pada kehamilan dengan gangguan toleransi glukosa.
Penatalaksanaan diet pada ibu hamil penderita Diabetes MelitusPengobatan DM menurut Perkeni (1998) dikenal dengan empat pilar utama pengelolaan DM, yang meliputi :
1) PenyuluhanPenyuluhan untuk rencana pengelolaan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien diabetes, yang bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang penyakit DM, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat yang optimal (Perkeni,1998). Sukardji (2002) mengatakan bahwa penyuluhan sangat diperlukan agar pasien mematuhi diet.
2) Perencanaan makana) Tujuan dietMenurut Pranadji (2000), tujuan diet DM adalah membantu diabetesi atau penderita diabetes memperbaiki kebiasaan gizi dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, serta beberapa tujuan khusus yaitu:(1) Memperbaiki kesehatan umum penderita,(2) Memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal atau normal.(3) Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan aktivitas normal.(4) Menormalkan pertumbuhan anak yang menderita DM.(5) Mempertahankan kadar gula darah sekitar normal.(6) Menekan atau menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik.(7) Memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderita, misalnya sedang hamil, mempunyai penyakit hati, atau tuber kolosis paru.(8) Menarik dan mudah diterima penderita.
b) Prinsip DietPrinsip pemberian makanan bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. (Pranadji, 2000).c) Syarat DietMenurut Pranadji (2000), syarat diet DM antara lain:(1) Jumlah energi ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh dan kelainan metabolik.Untuk kepentingan klinik praktis, kebutuhan energi dihitung berdasarkan status gizi penderita, dengan rumus Broca, yaitu :BB idaman = (TB – 100) – 10%Status gizi : - Berat badan kurang = 120% BB idamanJumlah energi yang dibutuhkan =Laki-laki: BBI x (30 kkal/kg BB) + Aktivitas (10-30%) + koreksi status giziPerempuan: BBI x (25 kkal/kg BB) + Aktivitas (10-30%) +koreksi status giziKoreksi status : - gemuk dikurangi- kurus ditambah (Perkeni, 1998)(2) Hidrat arang diberikan 60-70% dari total energi, disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya.(3) Makanan cukup protein dianjurkan 12% dari total energi.(4) Cukup vitamin dan mineral.(5) Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang diberikan (Persagi, 1999).(6) Lemak dianjurkan 20–25% dari total energi.(7) Asupan kolesterol hendaknya dibatasi, tidak lebih dari 300/mg perhari.(8) Mengkonsumsi makanan yang berserat,anjuranya adalah kira-kira 25g/hari dengan mengutamakan serat larut.
d) Makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkanSemua bahan makanan boleh diberikan dalam jumlah yang telah ditentukan kecuali gula murni seperti terdapat pada: gula pasir, gula jawa, gula batu, sirop, jam, jelly, buah-buahan yang diawet dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol, cake, tarcis, abon, dendeng, sarden dan semua produk makanan yang diolah dengan gula murni.
e) Standar dietUntuk perencanaan pola makan sehari, pasien diberi petunjuk berupa kebutuhan bahan makanan setiap kali makan dalam sehari dalam bentuk penukar. Makanan sehari-hari pasien dapat disusun berdasarkan pola makan pasien dan daftar bahan makanan penukar (Sukardji, 2002).
g) Daftar Bahan Makanan PenukarDBMP adalah suatu daftar yang memuat nama bahan makanan dengan ukuran tertentu dan dikelompokan berdasarkan kandungan energi, protein, lemak dan hidrat arang. Setiap kelompok bahan makanan dianggap mempunyai nilai gizi yang kurang lebih sama (Sukardji, 2002).
h) Pedoman dietDalam melaksanakan diet diabetes sehari-hari, hendaknya pasien mengikuti pedoman “3J” yaitu tepat jumlah, jadwal dan jenis, artinya J1: energi yang diberikan harus habis, J2: Jadwal diet harus diikuti sesuai dengan interval yaitu 3jam, J3: Jenis makanan yang manis harus dihindari, termasuk pantang buah golongan A(Tjokroprawiro, 1998).
3) Latihan JasmaniLatihan jasmani dianjurkan secara teratur yaitu 3-4 kali dalam seminggu selama kurang lebih 30 menit yang sifatnya CRIPE (Continuous, rhytmical, interval, progresife, endurance training) (Perkeni, 1998). Menurut Haznam (1991) olahraga dianjurkan karena bertambahnya kegiatan fisik menambah reseptor insulin dalam sel target. Dengan demikian insulin dalam tubuh bekerja lebih efektif, sehingga lebih sedikit obat anti diabetik (OAD) diperlukan, baik yang berupa insulin maupun OHO (Obat Hipoglikemik Oral).
4) Obat berkhasiat hipoglikemikPada prinsipnya, pengendalian DM melalui obat ada 2 yaitu :(1) Obat Anti Diabetes (OAD) atau Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yang berfungsi untuk merangsang kerja pankreas untuk mensekresi insulin.(2) Suntikan insulin. Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu makanannya harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian insulinnya. Makan selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia (Perkeni, 1998).
Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus Gestasional, merupakan penyakit diabetes yang terjadi pada ibu ibu yang sedang hamil. Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit diabetes yang lain yaitu sering buang air kecil (polyuri), selalu merasa haus (polydipsi), dan sering merasa lapar (polyfagi). Cuma yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus kasus diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan normal.
Seperti halnya penyakit kencing manis pada umumnya, pada pemeriksaan gula darah pun ditemukan nilai yang tinggi pada kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan serta bila dilakukan pemeriksaan kadar gula pada urine (air kencing) juga ditemukan reaksi positif. Pemeriksaan ini dapat diulang selama proses pengobatan dengan obat antidiabetes untuk memantau kadar gula darah.
Tindakan yang dapat dilakukan pada pasien diabetes gestasional antara lain dengan tetap mengutamakan pengaturan diet diabetes, apabila kadar gula darah terlampau tinggi bisa dilakukan opname untuk regulasi dengan insulin baik intravena maupun suntikan subkutan. Jadi usahakan pada semua penderita hamil untuk memilih pengobatan dengan pengaturan diet bila tidak tercapai keadaan kadar gula darah yang normal baru disuntik dengan insulin. Obat tambahan lain bisa dengan vitamin vitamin untuk menjaga kondisi tubuh pasien.
Yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet wanita hamil adalah kebutuhan kalori pada wanita hamil tidak sama dengan wanita normal sekalipun wanita hamil tersebut menderita kencing manis. Jumlah kalori untuk diet = berat badan ideal wanita hamil x (25-30)kalori + ekstra 200 - 300 kalori dengan perincian minimal 200 gr hidrat arang dan protein (1,5 - 2) gr/kg BB ideal.
Jika pada pemeriksaan berat badan bayi ditemukan bayinya besar sekali maka perlu dilakukan induksi pada minggu ke 36 - 38 untuk mencegah terjadinya komplikasi saat persalinan. Proses persalinan ini harus dalam pengawasan ketat oleh dokter spesialis kebidanan dan dokter spesialis penyakit dalam.
Biasanya setelah bayi lahir maka kadar gula darah akan kembali normal, apabila tidak, maka perlu dilanjutkan pemberian antidiabetes oral sampai jangka waktu tertentu.
II.3 Pengaruh Status Gizi Bumil Diabetes Terhadap Janin
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan hanya 39 ribu anak.Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan. Status gizi pada balita dapat diketahui dngan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat badannya kurang, maka status gizinya kurang.
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Gizi seimbang yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh baik pada janin, yaitu janin akan berkembang dan tumbuh dengan baik dan sejahtera dalam kandungan. Namun sebaliknya apabila ibu hamil diabetes tidak menghiraukan gizi seimbang yang harus dikonsumsi maka janin pun akan menerima dampak buruk, seperti bayi besar, kelainan/kecacatan congenital dan lain - lain.
Untuk menjaga / mengontrol gula darah agar tidak terjadi bayi besar perlu adanya gizi seimbang untuk ibu hamil. Status gizi ibu hamil dengan diabetes sangat penting, agar kehamilan ibu dapat bisa dilanjutkan dengan normal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang, disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Apabila penyakit ini dibiarkan tidak terkendali, akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal. Hal ini tidak akan terjadi apabila DM diketahui lebih awal dan penderita patuh terhadap pengobatan yang ditetapkan.
Sebagian penderita yang tidak membutuhkan insulin (DMTKI), bertubuh tambun (obese), dan berat badan berlebihan (overweight). Sumber energi utama pada manusia adalah karbohidrat dan pada penderita diabetes zat gizi karbohidrat dalam menu makanan penderita harus dikurangkan. Makanan harus diatur sedemikian, sehingga memungkinkan pertumbuhan jasmani dan rohani yang optimal. Selain karbohidrat, juga banyaknya lemak dan kolesterol dalam makanan perlu diperhatikan.
Gizi seimbang yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh baik pada janin, yaitu janin akan berkembang dan tumbuh dengan baik dan sejahtera dalam kandungan. Namun sebaliknya apabila ibu hamil diabetes tidak menghiraukan gizi seimbang yang harus dikonsumsi maka janin pun akan menerima dampak buruk, seperti bayi besar, kelainan/kecacatan congenital dan lain - lain.
Untuk menjaga / mengontrol gula darah agar tidak terjadi bayi besar perlu adanya gizi seimbang untuk ibu hamil. Status gizi ibu hamil dengan diabetes sangat penting, agar kehamilan ibu dapat bisa dilanjutkan dengan normal.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, 2002 dalam Soegondo. Penyuluhan Diabetes Melitus. Jakarta: FKUI.
Moehyi Sjahmien. 1999. Pengaturan Makanan dan Diet untuk Penyembuhan Penyakit. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Buku Kesehatan.
Perkani. 1998. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia. Semarang.
Pranadji Diah K. 1997. Perencanaan Menu untuk Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar Swadaya.
Smet. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Indonesia.
Soegondo Sidartawan, dkk. 2002. Diabetes Melitus Penatalaksanaan Terpadu. Jakarta: FKUI.
Soewondo. 1994. Simposium Dini Hidup Sehat Diabetes Mellitus. Jakarta: FKUI.
Subekti, 2002 dalam Soegondo. Patofisiologi Diabetes. Jakarta: FKUI.
Sukardji, 2002 dalam Soegondo. Penatalaksanaan Gizi pada Diabetes Melitus. Jakarta: FKUI.
Suyono, 2002 dalam Soegondo. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Pasien Diabetes. Jakarta: FKUI.
Thomas, Briony. 1994. Manual of Dietetic Practice, Second Edition. Inggris: British Dietetic.
Tjokroprawiro, Askandar. 2001. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://medicastore.com/artikel/247/Mengetahui_Status_Gizi_Balita_Anda.html
sahabat
sahabat bukan matematika yang slalu diperhaitungkan...
sahabat bukan ekonomi yang butuh materi...
sahabat bukan PPKn yang butuh perundang - undangan...
tetapi sahabat adalah sejarah yangtak kan terlupakan...
sahabat bukan ekonomi yang butuh materi...
sahabat bukan PPKn yang butuh perundang - undangan...
tetapi sahabat adalah sejarah yangtak kan terlupakan...
Selasa, 26 Mei 2009
upeek friends
Sistem Pernafasan
A. Pernapasan
pernapasan melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan pergerakan pasif O2 dari atmosfer kejaringan untuk menunjang metabolisme sel serta pergerakan pasif CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan keatmosfir. Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Respirasi Eksternal
2. Respirasi Internal / Seluler
sistem pernapasan juga melakukan sistem non respirasi, yaitu :
A. Pernapasan
pernapasan melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan pergerakan pasif O2 dari atmosfer kejaringan untuk menunjang metabolisme sel serta pergerakan pasif CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan keatmosfir. Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Respirasi Eksternal
2. Respirasi Internal / Seluler
sistem pernapasan juga melakukan sistem non respirasi, yaitu :
- menyediakan jalan untuk mngeluarkan air dan panas
- meningkatkan kembali aliran balik vena
- berperan dalam memelihara keseimbangan asam basa normal dengan mengubah jumlah CO2 penghasil asam yang dikeluarkan
- memungkinkan kita untuk berbicara, menyanyi dan vokalisasi lain
- mempertahankan tubuh dari batang isi
Langganan:
Postingan (Atom)