Rabu, 27 Mei 2009


GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
GIZI SEIMBANG UNTUK BUMIL DENGAN DIABETES MELLITUS
Dosen : Endang Widajati, SST, M.Kes


Kelas IIB
Kelompok 5
1. Aprilia Setyaningrum
2. Desy Wulandari
3. Iin Vidia Rahmasari
4. Khatarina Delviarti Saesillia Pedo
5. Nourviyanti Lestari
6. Oktavia Ayu Sajiwati
7. Riska Indriyani
8. Rizka Winarti
9. Widayani
10. Widiya Prastian Nuril Fitriani
11. Yemi Maya Septiana

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG
2009



BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Masalah diabetes melitus pada kehamilan merupakan masalah yang perlu diperhatikan dengan sungguh – sungguh oleh ibu yang sedang mengandung, dan dokter yang merawatnya. Kombinasi antara penyakit diabetes dengan kehamilan mungkin tercapai melalui 2 jalur perkembangan yang berbeda. Pada jalur pertama kita jumpai penderita diabetes melitus, biasanya berusia muda dengan DMDKI, yang setelah menikah menjadi hamil. Melalui jalur ke2 seorang baru mengidap diabetes, setelah ia menjadi hamil, sebelumnya ia sehat-sehat saja, dan kadar glukosa darahnyapun normal. Untuk golongan ke2 ini disebut gestational diabetes (diabetes yang di idap sewaktu hamil).
Pengawasan kadar gluklosa darah sang ibu sangat menentukan keselamatan bayi yang di kandungnya. Kadar glukosa darah janin sangat berhubungan dengan, dan tergantung dari kadar glukosa darah ibu. Glukosa dapat melalui uri ibu, memasuki darah janin. Kadar glukosa darah ibu yang sangat tinggi, mempengaruhi janin, menyebabkan hyperglikemia pada janin. Sebagai reaksi terhadap keadaan ini, terjadi hyperinsulinemia pada janin.

I.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diabetes melitus?
2. Apa pengertian gizi seimbang dan bagaimana prinsip pemberian gizi seimbang pada ibu hamil dengan diabetes melitus?
3. Apakah ada pengaruh status gizi seimbang pada bayi?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang penyakit diabetes melitus pada kehamilan
2. Untuk mengetahui pengertian gizi seimbang dan untuk memahami prinsip pemberian gizi seimbang pada ibu hamil dengan diabetes melitus
3. Untuk mengetahui status gizi seimbang untuk bayi


BAB II
PEMBAHASAN

I.1 Pengertian Diabetes Melitus
Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang, disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Apabila penyakit ini dibiarkan tidak terkendali, akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal. Hal ini tidak akan terjadi apabila DM diketahui lebih awal dan penderita patuh terhadap pengobatan yang ditetapkan. Terdapat empat pilar penatalaksanaan penderita DM agar dapat menikmati hidupnya dengan nikmat yaitu: penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani dan Obat berkhasiat hipoglikemik
Diabetes Mellitus dibedakan menjadi dua yaitu Tipe I atau IDDM ( Insulin-Dependen DM) dan Tipe II atau NIDDM (Non Insulin-Dependent DM). DM tipe I atau IDDM terjadi akibat kekurangan insulin karena kerusakan sel beta pankreas (Moore,1997). Sedangkan DM tipe II disebabkan oleh berbagai hal seperti bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian akibat infeksi dan meningkatnya faktor resiko akibat cara hidup yang salah seperti kegemukan, kurang gerak, dan pola makan yang tidak sehat (Suyono, 2002).
Insulin memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme karbohidrat, yaitu bertugas memasukan glukosa ke dalam sel dan digunakan sebagai bahan bakar. Insulin diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, yang kemudian di dalam sel tersebut glukosa akan dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke sel, yang mengakibatkan glukosa tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat (Suyono,2002).Pada DM tipe II, jumlah insulin normal atau mungkin jumlahnya banyak, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat dalam permukaan sel berkurang. Akibatnya glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa di dalam pembuluh darah meningkat (Suyono, 2002).

Gejala Diabetes Melitus1) Gejala akutPada tahap permulaan, gejala yang ditunjukkan meliputi: banyak makan atau polifagia, banyak minum atau polidipsia, dan banyak kencing atau poliuria. Pada fase ini, biasanya penderita menunjukkan berat badan yang terus naik, karena pada saat ini jumlah insulin masih mencukupi (Tjokroprawiro, 2001).2) Gejala KronikGejala kronik yang sering timbul adalah kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal dikulit, kram, lelah, mudah mengantuk, mata kabur, gatal disekitar kemaluan terutama wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun, pada ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg (Tjokroprawiro, 2001).

DiagnosisMenurut Suyono (2002), diagnosis diabetes dipastikan bila:1). Kadar glukosa darah sewaktu 200 mg/dL atau lebih ditambah gejala khas diabetes.2). Glukosa darah puasa 126 mg/dL atau lebih pada dua kali pemeriksaan pada saat berbeda.Bila ada keraguan, perlu dilakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) atau yang populer disebut OGTT (Oral Glukose Tolerance Test) dengan mengukur kadar glukosa puasa dan 2 jam setelah minum 75 g glukosa (Suyono, 2002).
KomplikasiKomplikasi DM dapat muncul secara akut dan kronik.1) Komplikasi Akuta) Reaksi HipoglikemiaReaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda: rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing. Jika keadaan ini tidak segera diobati, penderita dapat menjadi koma. Karena koma pada penderita disebabkan oleh kekurangan glukosa di dalam darah,maka koma disebut “Koma Hipoglikemik”.b) Koma diabetikKoma diabetik timbul karena kadar glukosa di dalam darah terlalu tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dL. Gejala yang sering timbul adalah: nafsu makan menurun, haus, minum banyak, kencing banyak, disusul rasa mual, muntah, nafas penderita menjadi cepat dan dalam serta berbau aseton, dan sering disertai panas badan karena biasanya terdapat infeksi (Tjokroprawiro, 1998).
2) Komplikasi KronisMenurut Pranadji (2000), komplikasi kronis meliputi:a. Komplikasi mikrovaskuler• Komplikasi mikrovaskuler adalah komplikasi pada pembuluh darah kecil, diantaranya:• Retinopati diabetika, yaitu kerusakan mata seperti katarak dan glukoma atau meningkatnya tekanan pada bola mata. Bentuk kerusakan yang paling sering terjadi adalah bentuk retinopati yang dapat menyebabkan kebutaan.• Nefropati diabetika, yaitu gangguan ginjal yang diakibatkan karena penderita menderita diabetes dalam waktu yang cukup lama.• Neuropati diabetika yaitu gangguan sistem syaraf pada penderita DM. Indera perasa pada kaki dan tangan berkurang disertai dengan kesemutan, perasaan baal atau tebal serta perasaan seperti terbakar.
b. Komplikasi makrovaskulerKomplikasi makrovaskuler adalah komplikasi yang mengenai pembuluh darah arteri yang lebih besar, sehingga menyebabkan atherosklerosis. Akibat atherosklerosis antara lain timbul penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, dan gangren pada kaki.
Komplikasi yang juga dapat terjadi pada diabetes mellitus gestasional adalah :1. Komplikasi maternal : Infeksi saluran kemih, hidramnion, hipertensi kronik, preeclampsia, kematian ibu.2. Komplikasi fetal : Abortus spontan, kelainan kongenital, insufisiensi plasenta, makrosomia, kematian intrauterin.3. Komplikasi neonatal : Prematuritas, kematian intrauterin, kematian neonatal, trauma lahir, hipoglikemi, hipomagnesemi, hipokalsemi, hiperbilirubinemi, sindrom gawat napas, polisitemia, thrombosis vena renalis.4. Komplikasi anak : Gangguan tumbuh kembang, intelektual, obesitas, sampai diabetes mellitus itu sendiri
Factor – factor yang menyebabkan Diabetes
Diabetes mellitus ini dapat disebabkan oleh: penghancuran sel beta pankreas terkait respon imun, penghancuran sel beta pankreas secara idiopatik, resistensi dari insulin, mutasi genetik pada fungsi sel beta pankreas, penyakit pada pankreas (pankreatitis, kistik fibrosis), infeksi (cytomegalovirus, coxsackievirus, congenital rubella), dan obat-obatan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diabetes mellitus gestasional adalah:• riwayat keluarga menderita diabetes mellitus• wanita berumur lebih dari 35 tahun• wanita obesitas• ada riwayat pernah melahirkan anak yang berukuran besar, lahir mati, atau bayi yang dilahirkan cacat• ada riwayat infeksi saluran kemih selama hamil.

II. 2 Gambaran umum gizi seimbang dan prinsip pemberian gizi seimbang pada ibu hamil penderita diabetes melitus
Ilmu pengatahuan gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrien (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan zat gizi. Sementara itu yan gdi maksid zat gizi adalah senyawa-senyawa kimia tang terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita. Zat gizi tersebut tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sendiri naqmun kita dapat memenuhi kebutuhan akan zat gizi tersebut melalui makanan yang kita konsumsi uang meliputi vitamin, mineral, asam amino, asam lemak, dan sejumlah karbohidrat sebagai energi.
Sebagian penderita yang tidak membutuhkan insulin (DMTKI), bertubuh tambun (obese), dan berat badan berlebihan (overweight). Sumber energi utama pada manusia adalah karbohidrat dan pada penderita diabetes zat gizi karbohidrat dalam menu makanan penderita harus dikurangkan. Makanan harus diatur sedemikian, sehingga memungkinkan pertumbuhan jasmani dan rohani yang optimal. Selain karbohidrat, juga banyaknya lemak dan kolesterol dalam makanan perlu diperhatikan.
Diet yang sesuai merupakan bagian yang penting pada penatalaksanaan semua wanita diabetes yang hamil, termasuk diabetes pada kehamilan dengan gangguan toleransi glukosa.
Penatalaksanaan diet pada ibu hamil penderita Diabetes MelitusPengobatan DM menurut Perkeni (1998) dikenal dengan empat pilar utama pengelolaan DM, yang meliputi :
1) PenyuluhanPenyuluhan untuk rencana pengelolaan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien diabetes, yang bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang penyakit DM, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat yang optimal (Perkeni,1998). Sukardji (2002) mengatakan bahwa penyuluhan sangat diperlukan agar pasien mematuhi diet.
2) Perencanaan makana) Tujuan dietMenurut Pranadji (2000), tujuan diet DM adalah membantu diabetesi atau penderita diabetes memperbaiki kebiasaan gizi dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, serta beberapa tujuan khusus yaitu:(1) Memperbaiki kesehatan umum penderita,(2) Memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal atau normal.(3) Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan aktivitas normal.(4) Menormalkan pertumbuhan anak yang menderita DM.(5) Mempertahankan kadar gula darah sekitar normal.(6) Menekan atau menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik.(7) Memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderita, misalnya sedang hamil, mempunyai penyakit hati, atau tuber kolosis paru.(8) Menarik dan mudah diterima penderita.
b) Prinsip DietPrinsip pemberian makanan bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. (Pranadji, 2000).c) Syarat DietMenurut Pranadji (2000), syarat diet DM antara lain:(1) Jumlah energi ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh dan kelainan metabolik.Untuk kepentingan klinik praktis, kebutuhan energi dihitung berdasarkan status gizi penderita, dengan rumus Broca, yaitu :BB idaman = (TB – 100) – 10%Status gizi : - Berat badan kurang = 120% BB idamanJumlah energi yang dibutuhkan =Laki-laki: BBI x (30 kkal/kg BB) + Aktivitas (10-30%) + koreksi status giziPerempuan: BBI x (25 kkal/kg BB) + Aktivitas (10-30%) +koreksi status giziKoreksi status : - gemuk dikurangi- kurus ditambah (Perkeni, 1998)(2) Hidrat arang diberikan 60-70% dari total energi, disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya.(3) Makanan cukup protein dianjurkan 12% dari total energi.(4) Cukup vitamin dan mineral.(5) Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang diberikan (Persagi, 1999).(6) Lemak dianjurkan 20–25% dari total energi.(7) Asupan kolesterol hendaknya dibatasi, tidak lebih dari 300/mg perhari.(8) Mengkonsumsi makanan yang berserat,anjuranya adalah kira-kira 25g/hari dengan mengutamakan serat larut.
d) Makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkanSemua bahan makanan boleh diberikan dalam jumlah yang telah ditentukan kecuali gula murni seperti terdapat pada: gula pasir, gula jawa, gula batu, sirop, jam, jelly, buah-buahan yang diawet dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol, cake, tarcis, abon, dendeng, sarden dan semua produk makanan yang diolah dengan gula murni.
e) Standar dietUntuk perencanaan pola makan sehari, pasien diberi petunjuk berupa kebutuhan bahan makanan setiap kali makan dalam sehari dalam bentuk penukar. Makanan sehari-hari pasien dapat disusun berdasarkan pola makan pasien dan daftar bahan makanan penukar (Sukardji, 2002).
g) Daftar Bahan Makanan PenukarDBMP adalah suatu daftar yang memuat nama bahan makanan dengan ukuran tertentu dan dikelompokan berdasarkan kandungan energi, protein, lemak dan hidrat arang. Setiap kelompok bahan makanan dianggap mempunyai nilai gizi yang kurang lebih sama (Sukardji, 2002).
h) Pedoman dietDalam melaksanakan diet diabetes sehari-hari, hendaknya pasien mengikuti pedoman “3J” yaitu tepat jumlah, jadwal dan jenis, artinya J1: energi yang diberikan harus habis, J2: Jadwal diet harus diikuti sesuai dengan interval yaitu 3jam, J3: Jenis makanan yang manis harus dihindari, termasuk pantang buah golongan A(Tjokroprawiro, 1998).
3) Latihan JasmaniLatihan jasmani dianjurkan secara teratur yaitu 3-4 kali dalam seminggu selama kurang lebih 30 menit yang sifatnya CRIPE (Continuous, rhytmical, interval, progresife, endurance training) (Perkeni, 1998). Menurut Haznam (1991) olahraga dianjurkan karena bertambahnya kegiatan fisik menambah reseptor insulin dalam sel target. Dengan demikian insulin dalam tubuh bekerja lebih efektif, sehingga lebih sedikit obat anti diabetik (OAD) diperlukan, baik yang berupa insulin maupun OHO (Obat Hipoglikemik Oral).
4) Obat berkhasiat hipoglikemikPada prinsipnya, pengendalian DM melalui obat ada 2 yaitu :(1) Obat Anti Diabetes (OAD) atau Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yang berfungsi untuk merangsang kerja pankreas untuk mensekresi insulin.(2) Suntikan insulin. Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu makanannya harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian insulinnya. Makan selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia (Perkeni, 1998).
Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus Gestasional, merupakan penyakit diabetes yang terjadi pada ibu ibu yang sedang hamil. Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit diabetes yang lain yaitu sering buang air kecil (polyuri), selalu merasa haus (polydipsi), dan sering merasa lapar (polyfagi). Cuma yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus kasus diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan normal.
Seperti halnya penyakit kencing manis pada umumnya, pada pemeriksaan gula darah pun ditemukan nilai yang tinggi pada kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan serta bila dilakukan pemeriksaan kadar gula pada urine (air kencing) juga ditemukan reaksi positif. Pemeriksaan ini dapat diulang selama proses pengobatan dengan obat antidiabetes untuk memantau kadar gula darah.
Tindakan yang dapat dilakukan pada pasien diabetes gestasional antara lain dengan tetap mengutamakan pengaturan diet diabetes, apabila kadar gula darah terlampau tinggi bisa dilakukan opname untuk regulasi dengan insulin baik intravena maupun suntikan subkutan. Jadi usahakan pada semua penderita hamil untuk memilih pengobatan dengan pengaturan diet bila tidak tercapai keadaan kadar gula darah yang normal baru disuntik dengan insulin. Obat tambahan lain bisa dengan vitamin vitamin untuk menjaga kondisi tubuh pasien.
Yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet wanita hamil adalah kebutuhan kalori pada wanita hamil tidak sama dengan wanita normal sekalipun wanita hamil tersebut menderita kencing manis. Jumlah kalori untuk diet = berat badan ideal wanita hamil x (25-30)kalori + ekstra 200 - 300 kalori dengan perincian minimal 200 gr hidrat arang dan protein (1,5 - 2) gr/kg BB ideal.
Jika pada pemeriksaan berat badan bayi ditemukan bayinya besar sekali maka perlu dilakukan induksi pada minggu ke 36 - 38 untuk mencegah terjadinya komplikasi saat persalinan. Proses persalinan ini harus dalam pengawasan ketat oleh dokter spesialis kebidanan dan dokter spesialis penyakit dalam.
Biasanya setelah bayi lahir maka kadar gula darah akan kembali normal, apabila tidak, maka perlu dilanjutkan pemberian antidiabetes oral sampai jangka waktu tertentu.

II.3 Pengaruh Status Gizi Bumil Diabetes Terhadap Janin
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan hanya 39 ribu anak.Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan. Status gizi pada balita dapat diketahui dngan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat badannya kurang, maka status gizinya kurang.
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Gizi seimbang yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh baik pada janin, yaitu janin akan berkembang dan tumbuh dengan baik dan sejahtera dalam kandungan. Namun sebaliknya apabila ibu hamil diabetes tidak menghiraukan gizi seimbang yang harus dikonsumsi maka janin pun akan menerima dampak buruk, seperti bayi besar, kelainan/kecacatan congenital dan lain - lain.
Untuk menjaga / mengontrol gula darah agar tidak terjadi bayi besar perlu adanya gizi seimbang untuk ibu hamil. Status gizi ibu hamil dengan diabetes sangat penting, agar kehamilan ibu dapat bisa dilanjutkan dengan normal.





















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang, disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Apabila penyakit ini dibiarkan tidak terkendali, akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal. Hal ini tidak akan terjadi apabila DM diketahui lebih awal dan penderita patuh terhadap pengobatan yang ditetapkan.
Sebagian penderita yang tidak membutuhkan insulin (DMTKI), bertubuh tambun (obese), dan berat badan berlebihan (overweight). Sumber energi utama pada manusia adalah karbohidrat dan pada penderita diabetes zat gizi karbohidrat dalam menu makanan penderita harus dikurangkan. Makanan harus diatur sedemikian, sehingga memungkinkan pertumbuhan jasmani dan rohani yang optimal. Selain karbohidrat, juga banyaknya lemak dan kolesterol dalam makanan perlu diperhatikan.
Gizi seimbang yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh baik pada janin, yaitu janin akan berkembang dan tumbuh dengan baik dan sejahtera dalam kandungan. Namun sebaliknya apabila ibu hamil diabetes tidak menghiraukan gizi seimbang yang harus dikonsumsi maka janin pun akan menerima dampak buruk, seperti bayi besar, kelainan/kecacatan congenital dan lain - lain.
Untuk menjaga / mengontrol gula darah agar tidak terjadi bayi besar perlu adanya gizi seimbang untuk ibu hamil. Status gizi ibu hamil dengan diabetes sangat penting, agar kehamilan ibu dapat bisa dilanjutkan dengan normal.

























DAFTAR PUSTAKA

Basuki, 2002 dalam Soegondo. Penyuluhan Diabetes Melitus. Jakarta: FKUI.
Moehyi Sjahmien. 1999. Pengaturan Makanan dan Diet untuk Penyembuhan Penyakit. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Buku Kesehatan.
Perkani. 1998. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia. Semarang.
Pranadji Diah K. 1997. Perencanaan Menu untuk Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar Swadaya.
Smet. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Indonesia.
Soegondo Sidartawan, dkk. 2002. Diabetes Melitus Penatalaksanaan Terpadu. Jakarta: FKUI.
Soewondo. 1994. Simposium Dini Hidup Sehat Diabetes Mellitus. Jakarta: FKUI.
Subekti, 2002 dalam Soegondo. Patofisiologi Diabetes. Jakarta: FKUI.
Sukardji, 2002 dalam Soegondo. Penatalaksanaan Gizi pada Diabetes Melitus. Jakarta: FKUI.
Suyono, 2002 dalam Soegondo. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Pasien Diabetes. Jakarta: FKUI.
Thomas, Briony. 1994. Manual of Dietetic Practice, Second Edition. Inggris: British Dietetic.
Tjokroprawiro, Askandar. 2001. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://medicastore.com/artikel/247/Mengetahui_Status_Gizi_Balita_Anda.html




Tidak ada komentar: