ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI DENGAN ENCHEPALOCELE
Dosen : Novita Mayasari, S.SiT
Disusun Oleh :
Kelas A Kelas B
1. Rini Guratji 4. Iin Vidia R
2. Sri Windya 5. Nourviyanti L
3. Veradia 6. Rizka Winarti
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG
2009
BAB 1
TINJAUAN TEORI
ENCHEPALOCEL
1.1 Pengertian
Ensefalokel adalah kantong berisi cairan, jaringan syaraf atau sebagian dari otak yang biasanya
terdapat pada daerah occipitalis.
Ensefalokel didaerah occipital sering berhubungan dengan gangguan mental yang berat dan microcepal.
(Ilmu Kesehatan Anak, FKUI Jilid 3:1137)
Ensefalokel tidak hanya ada didaerah occipital tetapi bisa terjadi pada daerah sinsipital yang disebut meningoensefalokel anterior atau ensefalokel fossa kranialis anterior.
Meningoensefalokel merupakan herniasi jaringan isinya intrakranial melalui suatu defek kongenital tulang tengkorak pada perhubungan antar tulang didaerah fossa cranii anterior dan tampak sebagai massa tumor dipermukaan wajah.
(www.google.com, Najatullah, FKUI, 2004)
Ensefalokel adalah herniasi otak dan meningen melalui suatu cacat kraniom, yang menimbulkan struktur mirip kantung. 75% ensefalokel terjadi pada daerah occipital dan sisanya pada daerah parietal, frontal atau nasofaingel.
(Ilmu Kesehatan Anak, Nelson, hal 370 Jilid 3, 1992)
Ensefalokel merupakan gangguan langka pada bayi baru lahir dengan sebuah celah pada tengkoraknya
(http://med.unhas.ac.id)
Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang terbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak.
(www.google.com)
1.2 Etiologi
a. Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin.
b. Kegagalan penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh gangguan pembentukan tulang kranium saat dalam uterus seperti kurangnya asupan asam folat selama kehamilan, adanya infeksi pada saat kehamilan terutama infeksi TORCH, mutasi gen (terpapar bahan radiologi), obat – obatan yang mengandung bahan yang terotegenik.
c. Ensefalokel disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi dibagian occipitalis, kadang – kadang juga dibagian nasal, frontal, atau parietal.
1.3 Prognosis
Luasnya defek dan besarnya herniasi jaringan otak akan menentukan luasnya prognosis enchephalus. Enchefalokel mudah dideteksi dengan USG bila defek tulang kepala cukup besar, apalagi sudah disertai herniasi. Akan tetapi, lesi pada tulang kpala menjadi sulit dikenali bila terdapat olikohidramion.
1.4 Gejala Klinis dan Komplikasi
Gejala klinis:
a. Kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadri plegia spastic)
b. Gangguan perkembangan
c. Mikrochephalus
d. Hidrochephalus
e. Gangguan penglihatan
f. Keterbelakangan mental dan pertumbuhan
g. Ataksia
h. Kejang
Komplikasi
Enchephocele sering disertai dengan kelainan cranium fasial atau kelainan otak lainnya, seperti hidrochephalus atau kelainan kongenital lainnya(sydrome meckel, syndrome dandy-walker). Kelainan kepala lainnya yang dapat dideteksi dengan USG adalah kista otak, mienchephalus(fusi tulang occiput vertebrata sehingga janin dalam sikap hiperekstnsi), huloprocenchephalus (hanya berbentuk sebuah rongga ventrikel yang berdilatasi), hyndranenchephalus (destruksi total jaringan otak sehingga kepala hanya berisi cairan), kelainan bentuk kepala (dulikochephaluskh, branchi chpalusk) dan sebagainya.
(Sarwono, 2005)
Penanganan
1. Penanganan Pra Bedah
a. Segera setelah lahir daerah yang terpakai harus dikenakan kasa steril yang direndam salin yang ditutupi plastik, atau lesi yang terpapar harus ditutpi kasa steril yang tidak melekat untuk mencegah jaringan saraf yang terpaparmenjadi kering.
b. Perawatan pra bedah neonatus rutin dengan penekanan khusus pada saat mempertahan suhu tubuh yang dapat menurun dengan cepat. Pada beberapa pusat tubuh bayi ditempatkan dalam kantong plastik untuk mencegah kehilangan panas yang dapat terjadi akibat permukaan lesi yang basah.
c. Lingkaran occipito frontalis kepala diukur dan dibuat grafiknya.
d. Akan diminta X-Ray medulla spinalis
e. Akan diambil photografi dari lesi.
f. Persiapan operasi.
g. Suatu catatan aktifitas otot pada anggota gerak bawah dan sringter anal akan dilakukan oleh fisioterapi.
2. Pembedahan medulla spinalis yang terpapar ditutupi dengan penutup durameter dan kulit dijahit diatas dura yang diperbaiki. Jika celah besar, maka perlu digunakan kulit yang lebih besar untuk menutupi cacat. Pada bayi ini drain sedot diinsersikan dibawah flap.
3. Perawatan pasca bedah
a. Pemberian makan pr oral dapat diberikan 4 jam setelah pembedahan.
b. Jika ada drain penyedotan luka makan harus diperiksa setiap jam untuk menjamin tidak adanya belitan atau tekukan pada saluran dan terjaganya tekanan negatif dan wadah.
c. Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik sekali atau dua kali seminggu. Sering kali terdapat peningkatan awal dalam pengukuran setelah penutupan cacat spinal dan jika peningkatan ini berlanjut dan terjadi perkembangan hidrochephalus maka harus diberikan terapi yang sesuai.
BAB 2
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
2.1 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengkajian Data
Tanggal pengkajian :
Jam pengkajian :
Tanggal MRS :
Jam MRS :
Tempat :
A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Biodata Neonatus
Nama : personal identity, untuk mengenal dan memenggil agar tidak keliru dengan pasien lain.
Tanggal Lahir : menghitung umur neonatus
Umur : untuk pemberian dosis obat (terapi farmakologi)
Jenis Kelamin : berpengaruh terhadap dosis pembeian terapi
Anak ke :menunjukkan tingkat kematangan seseorang dalam mengasuhnya
No. Reg : identitas dari rumah sakit agar tidak tertukar dengan pasien lain.
b. Biodata Orangtua
Nama : menghindarkan kekeliruan jika ada kesamaan nama
Umur : mengetahui tingkatan kematangan fisik, psikis, dan sosial
Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh nya terhadap prilaku kesehatannya
Pendidikan : mengetahui tingkat intelektualnya dan menemukan pola pemberian KIE oleh petugas kesehatan
Pekerjaan : mengetahui taraf hidup keluarga
Alamat : tempat tinggal orangtua yang dapat dikunjungi pada keadaab tertentu
2. Keluhan Utama
Timbul benjolan pada bagian belakang kepala sejak bayi lahir.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Terdapat benjolan pada bagian belakang kepala bayi sejak lahir tanggal......... jam..........
4. Riwayat Prenatal, Natal & Postnatal
a. Riwayat Prenatal
Ibu periksa ibu hamil.......kali dibidan mendapat (vitamin dan penambah darah), riwayat penyakit TORCH, selama hamil pernah pantang makanan seperti daging, sayuran, dan ikan, pernah mengkonsumsi obat yang tidak pernah diresepi dokter. Ibu pernah USG yang menyatakan kepala bayinya lebih besar dari badannya.
b. Riwayat Natal
Ibu melahirkan anak ke........, secara SC oleh dokter, lahir jam berapa, jenis kelamin, BB, langsung menangis atau tidak dan terdapat benjolan pada kepala.
c. Riwayat Postnatal
Ibu/keluarga mengatakan setelah ibu melahirkan bayinya, bayi langsung dibawa ke ruang perawatan bayi karena terdapat benjolan dikepala bayi.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu/keluarga mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami seperti bayi tersebut.
6. Kebutuhan Dasar
a. Pola Nutrisi
Bayi minum ASI diberikan per NGT atau persendok sesering mungkin (minimal 2 jam sekali) atau jika PASI (susu formula) sesuai kebutuhan sebanyak........... cc, tiap.......jam.
b. Pola Istirahat
Bayi tidur kurang dari 10 jam perhari
c. Pola Personal Higiene
Mandi....... perhari, ganti popok/baju........x/hari setiap kali BAB dan BAK, merawat tali pusat.......x/hari
d. Pola Eliminasi
BAB : bayi sudah mengeluarkan mekonium
BAK : minimal sudah BAK sekali sejak lahir
e. Pola Aktifitas
Bayi sering menangis
Bayi tidur miring (tidak menonjol benjolan) benjolan diberi kasa steril.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : lemah
Kesadaran : apatis
Nadi : > 100x/menit
RR : > 60x/menit
Suhu :>37,5 0C
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : terdapat benjolan berupa selaput tipis yang membungkus jaringan otak dibelakang kepala, warna kemerahan sampai kehitaman saat diberi sinar senter kulit kepala tertarik kebelakang.
Muka : pucat
Mata : simetris, konjunctiva tidak pucat, sklera tidak kuning
Hidung : simetris, tidak ada penapasan cuping hidung
Mulut : bersih tidak pucat, tidak ada kelainan seperti labioskisis dan labio palatoskisis
Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : simetris, tamapak pengembangan dinding dada yang cepat, tidak ada retraksi dinding dada
Punggung : tidak ada kelainan seperti spina bifida
Abdomen : simetris, tali pusat basah terbungkus kasa
Genetalia : pada bayi laki-laki skrotum besar da berkerut, testis harus turun dalam skrotum sedangkan pada bayi perempuan labia mayora harus menutupi labio minora dan klitoris.
Ekstremitas : lumpuh pada keempat anggota gerak (fleksi ringan sampai ekstensi pada ekstermitas)
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
c. Auskultasi
Dada : ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : bising usus terdengar
d. Perkusi
Dada :sonor
Abdomen : tidak ada meteorismus
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1. USG menunjukkan hasil bahwa janin menderita ensefalokel
2. X-Ray menunjukkan terdapat penonjolan meningen yang menagndung jaringan otak
b. Pemeriksaan Tumbuh Kembang/Neurologi
Reflek Stimulasi Respon Pola perkembangan Bila tidak ada respon
Darwinian/grassping Telapak tangan disentuh Jari – jari mengatup / menggenggam Melemah usia 3 bulan menghilang usia 1 tahun Kelainan saraf otak (bila menetap)
Morro Dikejutkan oleh suara/ gerakan Melengkungkan punggung, menjatuhkan kepala, jari menggenggam, lengan dan kaki ketengah badan Menghilang usia 3-6 bulan Fraktur / cedera bagian tubuh tertentu
Babinski Telapak kaki digoyang / disentuh Jari – jari akan membuka Menghilang saat usia 1-2 tahun Kelainan saraf otak
II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : Bayi”....” usia “....” dengan Ensefalokel
Ds : ibu mengatakan sejak lahir terdapat benjolan pada bagian belakang kepala bayinya
Do :
KU : lemah
Kesadaran : apatis
TTV :
Nadi : >100 x/menit
RR : >60 x/menit
Suhu : > 37,50C
Kepala : Terdapat benjolan berupa selaput tipis yang membungkus jaringan otak di belakang kepala, kulit kepala tertarik ke belakang
Ektermitas : Lumpuh pada keempat anggota gerak. Pemeriksaan tumbang / neurologis
Reflek darwinian : -
Reflek moro : -
Reflek babinski : -
Pemeriksaan Laboratorium
• USG menunjukan hasil bahwa janin menderita enchepalokel
• X-ray menunjukan terdapat penonjolan meningen yang mengandung jaringan otak
III. Antisipasi Masalah Potensial
- Gangguan tumbah kembang
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Rujuk segera bila ditemukan di BPS / tempat pelayanan yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai
V. Intervensi
Dx : Bayi “....” usia..... deengan enchepalokel
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan digarapkan enchepolokel dapat teratasi
Kriteria Hasil :
- KU baik dan TTV normal
- Ukuran lingkar kepala dalam batas normal
- Tidak terdapat benjolan pada kepala
Intervensi
1. Lakukan informasi consent
R/ untuk perlindungan bag petugas kesehatan dalam melakukan tindakan
2. Lakukan perawatan pada BBL dengan meminimalkan handly
R/ mencegah infeksi didaerah benjolan
3. Tutupi benjolan yang terpapar dengan kasa steril yang telah diberi normal salin
R/ mencegah jaringan saraf yang terpapar menjadi kering
4. Lakukan perbaikan KU
R/ persyaratan pasien pre-op untuk menghindari komplikasi
5. Ukur lingkar kepala occipito frontalis dan dibuat grafiknya
R/ mengetahui adanya komplikasi lebih lanjut
6. Jelaskan pada ibu tentang keadaan abyinya sehubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi
R/ ibu lebih kooperatif dan lebih mempersiapkan diri sebelum persiapan operasi
7. Kolaborasi dengan dokter anak dan dokter bedah dalam persiapan operasi
R/ memberikan penanganan yang tepat
VI. Implementasi
Tanggal :
Jam :
Dx : Bayi”.....” usia “....” dengan Encephalochele
Tindakan :
1. Lakukan inform consent yaitu memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada keluarga pasien bahwa bayi mengalami ensefalokel yaitu tidak terbentuknya tengkorak secara sempurna (tengkoraknya berlubang) sehingga otak keluar dan membentuk benjolan. Hal ini dapat diobati dengan pembedahan untuk menutup lubang dan mengembalikan otak kedalam kepala serta meminta persetujuan keluarga pasien untuk dilakukan tindakan operasi dengan memberikan formulir inform consent.
2. Melakukan perawatan BBL dengan menimalkan handly (mengurangi memegangi kepala dengan tangan)
3. Menutup benjolan yang terpapar udara diluar dengan kassa steril untuk mencegah jaringan saraf yang terpapar menjadi kering
4. Melakukan perbaikan KU:
a. Memberikan O2 1/menit
b. Memberikan ASI yang adekuat
c. Memberikan posisi nyaman
5. Mengukur lingkar kepala occiput frontalis dan dibuat grafik untuk mengetahui adanya komplikasi lebih lanjut
6. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan bayinya sehubungan dengan tindakan operasi yang akan dilakukan
7. Melaksanakan advice dokter
a. Pre-operasi
1. Memasang infus ditangan kanan/ kiri, kaki kanan/ kiri atau kepala dengan cairan glukosa 5 % dan NaCl 0,1 % / tetes/ menit
2. Memesang kateter
3. Melakukan skin test
4. Memberikan antibiotik sebanyak 5 mg/kg/BB setelah diketahui hasil skin test (-)
5. Memeberikan sedativa sebanyak 8mg/kg/BB pada saat pasien diberangkatkan ke OK
6. Mengganti pakaian pasien dengan pakaian steril dari OK
7. Memberi tahu perawat OK akan mengirim pasien dengan ensephalokel untuk di operasi
8. Mengantar pasien ke ruang OK
VII. Evaluasi
Tanggal :
Jam :
S : ibu/ keluarga mengatkan setuju bayinya dilakukan operasi
O : inform consent telah disetujui dan ditandatangani
Persiapan operasi telah dilakukan:
a. Infus glukosa 5 % dan NaCl 0,1 %
b. Terpasang kateter
c. Dilakukan skin test dengan hasil negatif
d. Antibiotika 8 mg/kg/BB IV
e. Sedativa 5 mg/kg/BB oral
f. Pasien memakai pakaian steril dari ruang OK
g. Pasien diantar keruang OK
h. Perawat OK menerima pasien dengan enchephalocele
A : neonatus dengan pre operasi enchephalocele
P : - Ambil pasien dari ruang RR setelah dilakukan operasi
- Lakukan perawatan post operasi
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC
Sacharin, Rosa M. 1996. Prinsip keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC
Staf Pengajar FKUI. 2000. Ilmu Kesehatan Anak JILId 3. Jakarta : FKUI
(http://google.com)
(http://med.unhas.ac.id)
1 komentar:
makasie y kak taz infonya.....
do'ain q ug suksez y kak,hehe...
Posting Komentar